You are currently browsing the category archive for the ‘cerpen’ category.
“Dia tinggal dimana? Nomor hapenya berapa? Paling suka makan apa? Berapa bersaudara?” Keysha terus mendesak Rini dengan berbagai pertanyaan tentang seseorang. Rini pun menjawab semampunya mengenai apa yang diketahuinya.
Keysha belum juga mampu memahami arti sebuah rasa kagum. Tiba-tiba saja dia merasakan perasaan aneh itu, perasaan aneh yang orang lain menamainya “kagum”. Rasa itu menjelma menjadi sosok yang begitu hebat dan menganggu pikirannya. Entah sejak kapan rasa itu mengurai dirinya, merasuki setiap sel darah Keysha, mengalir dan membuatnya menjadi gundah. Read the rest of this entry »
Aku terpaku di depan cermin. Sisi lemahku kembali bertanya kepada seorang sosok di depan sana.
Tanya: Kau ingat kapan terakhir aku lama duduk di depan monitor hanya untuk memutar lagu yang ada di dalam hardisk satu persatu untuk mencari lagu yang sesuai dengan kondisiku?
Jawab: Ketika kau sedang bingung.
Tanya : Kau ingat kapan terakhir aku membuka koleksi bukuku satu persatu hanya untuk mencari sebuah kata atau kalimat?
Jawab: Ketika kau sedang gundah
Tanya : Kau ingat kapan terakhir aku menghabiskan waktu bermain dengan corel atau photoshop hanya untuk bermain dengan tools di sana hingga tercipta suatu design?
Jawab : Ketika kau sedang resah.
Tanya : Kau ingat kapan terakhir aku bermain gitar dan bernyanyi sendiri?
Jawab: Ketika kau gelisah
Tanya : Dan aku yakin kau tahu, banyak yang ingin aku sampaikan. Banyak yang ingin aku tanyakan. Tetapi mengapa aku tak jua mampu menyampaikannya?
Jawab: Bila HARI INI semua itu tak mampu kau ucapkan, biarlah ia dikatakan oleh ESOK. Karena ESOK tak pernah membiarkan ALASAN terus bersembunyi.
Dari seorang yang Bukan Mahasiswa
Kepada Ketua BEM
Aku tahu, surat ini hanya menganggu kesibukanmu. Aku pun tahu surat ini tak penting bagimu. Mungkin kertas-kertas ini telah terhempas sebelum kau menyelesaikannya. Aku maklum. Read the rest of this entry »
Recent Comments